Pendekatan Saintifik Pembelajaran

Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik. Komponen-komponen penting  dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik: (1) menyajikan pembelajaran yang dapat  meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder), (2) meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), (3) melakukan analisis (Push for analysis) dan (4) berkomunikasi (Require communication)(McCollum, 2009).
Aspek-aspek pada pendekatan saintifikterintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah.Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran (Rustaman:2005). Langkah-langkah metode ilmiah:(1) melakukan pengamatan, (2) menentukan hipotesis, (3) merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, (4) menguji hipotesis, (5) menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis, atau (6)   membuat kesimpulan(Helmenstine, 2013).
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan Saintifik adalah pembelajaran  yang mendorong  anak untuk melakukan keterampilan-keterampilan ilmiah sesuai permendikbud 81 A tahun 2013 sebagai berikut:
1.     Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar, meraba, merasakan, mencium aroma) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
2.     Menanya
Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
3.     Mengumpulkan informasi/mencoba
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Anak perlu dibiasakan  untuk menghubung-hubungkan antara informasi satu dengan yang lain, untuk mengambil  kesimpulan. Anak perlu dihadapkan  dengan sekumpulan  fakta yang memiliki  unsur kesamaan agar  ditemukan  polanya.
4.     Menalar/Mengasosiasikan
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
Kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.


5.     Mengomunikasikan
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Peserta didik perlu dibiasakan untuk mengemukakan  dan mengomunikasikan  ide, pengalaman, dan hasil belajarnya kepada orang lain ( teman atau guru bahkan orang luar).
Pendekatan saintifik ini biasanya tampak jelas ketika siswa terlibat dalam beberapa model pembelajaran tertentu, di antaranya Pembelajaran berbasis Proyek dan Pembelajaran Berbasis Penemuan

0 Response to "Pendekatan Saintifik Pembelajaran"

Post a Comment