Identifikasi Permasalahan Pembelajaran
Penting untuk memahami bahwa “tidak ada
dua individu yang persis sama di dunia ini”, begitu juga penting untuk memahami
bahwa peserta didik pun memiliki beragam variasi baik kemampuan, kepribadian,
tipe, dan gaya belajar, maupun latar belakang sosial-budaya. Oleh karenanya guru perlu melakukan
identifikasi terhadap keseluruhan permasalahan pembelajaran.
Secara umum identifikasi awal bisa
dilakukan melalui :
a. Observasi selama proses pembelajaran
b. Penilaian otentik
c. Wawancara
Permasalahan
pembelajaran bisa dikategorikan ke dalam tiga fokus perhatian:
1) Permasalahan pada keunikan peserta didik
a) Keberagaman
individu dapat berpengaruh terhadap hasil belajar dan permasalahan
belajar peserta didik. Ada peserta didik yang
cenderung lebih aktif dan senang praktik secara langsung, ada yang cenderung
mengamati, ada yang lebih tenang dan suka membaca. Di kelas, guru juga perlu
memiliki wawasan lebih menyeluruh mengenai latar belakang keluarga dan sosial
budaya. Peserta didik yang dibesarkan dalam keluarga pedagang, tentu memiliki
keterampilan berbeda dengan keluarga petani atau nelayan.
b) Peserta didik yang berasal dari
keluarga yang terpecah (tidak harmonis), mungkin berbeda dengan
peserta didik yang berasal dari keluarga harmonis dan mendukung kegiatan
belajar.
2) Permasalahan pada materi ajar
Rancangan pembelajaran
telah disiapkan dalam buku guru dan buku siswa.
Pada praktiknya, tidak semua yang disajikan dalam materi ajar, sesuai dengan
kompetensi peserta didik. Guru bisa saja menemukan bahwa materi ajar (KD) yang
disajikan dalam buku terlalu tinggi bagi peserta didik tertentu disebabkan
keunikan peserta didik. Oleh karena itu perlu disiapkan berbagai alternatif
contoh aktivitas pembelajaran yang bisa digunakan guru untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran (contoh dan alternatif aktivitas untuk peserta didik
yang merasa kesulitan terhadap materi ajar,
bisa dilihat dalam buku “Panduan Teknis Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa)
3) Permasalahan pada strategi
pembelajaran
Dalam proses
pembelajaran, guru sebaiknya tidak hanya terpaku pada satu strategi atau metode
pembelajaran saja, karena tipe dan gaya belajar peserta didik sangat bervariasi
termasuk juga minat dan bakatnya, sehingga guru perlu mengidentifikasi apakah
kesulitan peserta didik dalam menguasai materi disebabkan oleh strategi atau
metode belajar yang kurang sesuai.
2. Perencanaan Remedial
Setelah melakukan identifikasi awal terhadap permasalahan belajar
peserta didik, berarti guru telah memperoleh pengetahuan yang utuh tentang
peserta didik dan mulai untuk membuat perencanaan. Dengan melihat bentuk
kebutuhan dan tingkat kesulitan yang dialami peserta didik, guru akan dapat
merencanakan waktu dan cara yang tepat
untuk melakukan pembelajaran remedial. Pembelajaran remedial bisa dilakukan:
a. Di dalam jam belajar
efektif atau terintegrasi dalam pembelajaran.
Segera setelah guru
mengidentifikasi kesulitan peserta didik dalam proses pembelajaran guru dapat
secepatnya mengambil
tindakan berupa pembelajaran
remedial untuk peserta didik yang teridentifikasi dan pelaksanaannya
terintegrasi dalam proses pembelajaran. Strategi yang digunakan meliputi diskusi
kelompok, tanya jawab, dan tutor sebaya.
b. Menetapkan waktu khusus di luar jam
belajar efektif.
Dalam perencanaaan guru perlu menyiapkan hal-hal yang mungkin
diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, seperti:
1) Menyiapkan media
pembelajaran.
2) Menyiapkan contoh dan alternatif
aktivitas.
3) Menyiapkan materi dan alat pendukung.
Pembelajaran
remedial di luar jam pelajaran dapat
melibatkan orang tua di rumah.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Remedial
Setelah
perencanaan disusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran remedial sesuai dengan
perencanaan pembelajaran remedial
yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran remedial dapat dilakukan secara individual, kelompok,
maupun klasikal. Remedial secara individual dilakukan jika hasil penilaian
dalam satu rombongan belajar, menunjukkan satu atau beberapa orang peserta
didik (biasanya tidak lebih dari 15% dari jumlah peserta didik di kelasnya)
mengalami kesulitan terhadap materi atau KD dalam sub tema tertentu (biasanya
ditunjukkan dalam pencapaian KD yang kurang dari KKM), atau menunjukkan perilaku khas yang perlu
penanganan secara individual. Remedial yang dilakukan secara kelompok,
didasarkan pada pertimbangan bahwa sejumlah peserta didik dalam satu rombongan
belajar menunjukkan kesulitan yang relatif sama pada materi atau KD dalam
subtema tertentu. Sedangkan remedial secara klasikal dilakukan jika sebagian
besar atau sekitar 75% peserta didik mengalami kesulitan. Dalam pelaksanaannya,
berdasarkan hasil identifikasi permasalahan, strategi pembelajaran remedial
ditekankan pada: (1) keunikan peserta didik, (2) alternatif contoh dan
aktivitas terkait materi ajar, dan (3) strategi/metode pembelajaran. Pembelajaran remedial dapat dilakukan secara
terintegrasi dalam pembelajaran, dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran, atau dilakukan di luar jam pelajaran.
4. Evaluasi
Pembelajaran Remedial
Identifikasi
keberhasilan dilakukan setelah pembelajaran remedial selesai
dilaksanakan. Bila peserta didik belum mencapai kompetensi minimal (KKM) yang
ditetapkan guru, maka guru perlu meninjau kembali strategi pembelajaran
remedial yang diterapkan atau melakukan identifikasi (analisis
kebutuhan) peserta didik dengan lebih seksama.
Apabila peserta didik berhasil mencapai
tujuan yang ditetapkan atau KKM, guru berhasil melaksanakan pembelajaran remedial bagi peserta didik. Keberhasilan pembelajaran remedial dapat dipertahankan sebagai bahan rujukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran
atau bagi
rekan guru lainnya. Apabila
ternyata ditemukan kasus khusus di luar kompetensi guru, guru dapat mengonsultasikan
dengan orang tua untuk selanjutnya dilakukan konsultasi dengan ahli
0 Response to "Pelaksanaan Pembelajaran Remedial"
Post a Comment